Depresi Dan Kekurangan Vitamin D
Isi Konten:
Kamu tahu enggak, ternyata vitamin D itu berkaitan erat sama kesehatan mental! Banyak penelitian yang menunjukkan kalau orang kekurangan vitamin D, risiko mengalami cemas (anxiety) dan depresi bisa lebih tinggi.
“Penelitian sudah membuktikan hubungan kuat antara kekurangan vitamin D dengan gangguan depresi,” kata Dr. Angelos Halaris, profesor psikiatri di Loyola University School of Medicine, Chicago.
“Dalam proses penelitian, saya menemukan bahwa ketika pasien depresi dan saat mereka kurang merespons obat antidepresan, kadar vitamin D mereka rendah, begitu kita tambahkan suplemen vitamin D, respons terhadap pengobatan membaik.”
Nah, apakah vitamin D bisa menyembuhkan depresi? Jawabannya masih beragam di komunitas ilmiah. Ada yang bilang belum cukup bukti, ada juga yang meyakini vitamin D bermanfaat.
Setidaknya, ada hubungan negatif antara vitamin D dan cemas – yang artinya orang yang kekurangan vitamin D berisiko lebih tinggi mengalami cemas. Meskipun bukan obat mujarab, vitamin D bisa membantu, terutama pada beberapa kasus.
Gimana Vitamin D Bekerja? Mengapa Kekurangan Vitamin D Berisiko Bagi Kesehatan Mental?
Dari otot, jantung, otak, bahkan sistem kekebalan tubuh kita punya bagian yang namanya reseptor vitamin D.
Artinya, vitamin ini penting di seluruh tubuh! Badan kita mengangkut vitamin D ke ginjal dan hati, untuk diubah jadi hormon aktif yang bantu penyerapan kalsium.
Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari langsung.
Beberapa makanan dan suplemen juga bisa jadi sumber.
Nah, orang berkulit gelap memiliki melanin (pigmen kulit). Orang kulit gelap akan lebih sulit menyerap vitamin D dari sinar matahari dengan baik.
Terus, gimana kekurangan vitamin D memicu gangguan mental?
Kadar vitamin D rendah dikaitkan dengan skizofrenia pada orang dewasa, cemas, sampai gangguan suasana hati musiman. Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa berujung pada masalah kesehatan seperti:
- Kepadatan tulang rendah
- Tulang melunak
- Penyakit jantung
- Rikets pada anak-anak
- Kanker
Siapa yang Berisiko Kekurangan Vitamin D?
Sayangnya, banyak orang berisiko kekurangan vitamin D. Termasuk yang tinggal jauh dari garis khatulistiwa, orang yang menghidap penyakit ginjal, hati, dan masalah pencernaan, orang lansia, serta yang berkulit gelap.
Gejala Kekurangan Vitamin D dan Depresi
Studi besar di AS mengkonfirmasi jika orang yang kekurangan vitamin D berisiko jauh lebih tinggi mengalami depresi dibanding mereka dengan kadar normal.
Studi dari Belanda juga menemukan bahwa pasien depresi umumnya punya sirkulasi vitamin D 14% lebih rendah dalam tubuhnya.
Nah, selain gejala depresi, ada beberapa tanda kekurangan vitamin D lain, seperti:
- Kelemahan tulang, mudah patah, nyeri tulang-otot, terutama pada lansia
- Lelah, lesu
- Suasana hati (mood) naik turun
- Sulit fokus, masalah daya ingat
- Otot lemah
- Gangguan tidur
Jika kamu ngalamin kesedihan berkepanjangan atau gejala depresi lain, jangan ragu ke dokter. Gejala-gejala depresi meliputi:
- Sulit konsentrasi
- Produktivitas menurun
- Males bersosialisasi atau berkegiatan
- Capek banget atau energi berkurang
- Gampang marah dan tersinggung
- Kehilangan selera makan
- Pandangan negatif ke diri sendiri, merasa gak berharga
- Sakit dan nyeri fisik
- Nekat (narkoba, judi)
- Kesedihan dan perasaan tidak berharga
- Muncul pikiran ingin bunuh diri
- Pola tidur berubah
- Berat badan gak stabil
Obati Depresi Dengan Vitamin D?
Studi tentang vitamin D dan depresi sudah berlangsung puluhan tahun, tapi baru belakangan ini peneliti fokus apakah suplemen vitamin D bisa bantu memperbaiki suasana hati dan mengurangi gejala depresi.
“Hasil studi saat ini menjanjikan, tapi masih perlu penelitian besar dan terkontrol untuk konfirmasi apakah vitamin D efektif mengobati depresi” kata Dr. Halaris.
Selain itu, menurutnya, kita juga butuh kejelasan tentang kadar aman vitamin D untuk membantu dokter meresepkan dosis yang tepat bagi tiap kasus depresi.
Hasil Penelitian Sejauh Ini:
- Penelitian di Chicago terhadap 46 wanita pengidap diabetes tipe 2 dan depresi menemukan penurunan depresi dan cemas setelah konsumsi suplemen vitamin D. Tren paling positif di antara mereka yang tidak menggunakan antidepresan/obat anti-cemas konvensional.
- Studi lain meninjau sembilan uji coba terhadap lebih dari 4.900 orang depresi. Studi ini menemukan bahwa suplemen vitamin D tidak memberikan penurunan depresi secara signifikan.
- Peneliti Australia memeriksa 15 studi dan menemukan perbaikan signifikan pada depresi setelah mengonsumsi suplemen vitamin D lebih dari 800 U internasional per hari.
Tiga studi di atas mengakui butuh riset lebih lanjut.
Sumber Vitamin D
Endocrine Society (lembaga kesehatan Amerika) merekomendasikan
- Untuk dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui, mengonsumsi 1500-2000 U internasional per hari.
- Bayi dan anak-anak 400-1000 U per hari,
- Sedangkan remaja 600-1000 U per hari.
- Orang dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 (obesitas) perlu dua hingga tiga kali lipat.
Makanan alami yang kaya vitamin D itu sedikit. Ikan Salmon dengan takaran 100 gram menyediakan 500-1000 U. Satu sendok makan minyak hati ikan kod punya 1300 U. Kuning telur sekitar 20 U saja.
Untuk meningkatin vitamin D, kamu bisa coba:
- Suplemen Vitamin D (Kebanyakan multivitamin mengandung 1000 unit)
- Jamur yang disinari UV
- Ikan berlemak (salmon liar, tuna)
- Minyak hati ikan kod, kuning telur
- Makanan yang diperkaya vitamin D (susu, sereal)
Jangan pakai tanning beds atau lampu untuk berjemur demi vitamin D – bahaya banget, risiko kanker kulitnya tinggi!
Kesimpulan
Kaitan antara kekurangan vitamin D dan gangguan mental terus diteliti.
Pastikan kamu dapati vitamin D dari sinar matahari secukupnya, makanan, dan suplemen bila diperlukan.
Baca Juga:
- Perbandingan 5 Suplemen Vitamin D Terbaik Di Indonesia
- Kaya Dan Bernutrisi: 7 Makanan Yang Mengandung Vitamin D
Sumber:
–https://www.usnews.com/wellness/mind/articles/vitamin-d-for-depression
–https://montarebehavioralhealth.com/blog/vitamin-d-the-connection-to-depression-and-anxiety/